Baru-baru ini, bank sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga menjadi 5%. Ini merupakan kenaikan suku bunga tertinggi sejak tahun 2006. Selain itu, suku bunga diprediksi masih akan naik sekali lagi dalam waktu dekat. Hal ini memunculkan beberapa pertanyaan tentang dampak kenaikan suku bunga pada pasar saham dan bagaimana pengaruhnya pada indeks-indeks saham. Saya akan melihat pengaruhnya pada 3 indeks:
1.Indeks S&P 500 yang merupakan indeks saham dari 500 perusahaan besar di Amerika Serikat. Indeks ini dianggap sebagai salah satu indikator utama kesehatan pasar saham di AS dan sering dijadikan patokan untuk kinerja pasar saham global. S&P 500 mencakup perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor seperti teknologi, kesehatan, energi, keuangan, dan lain-lain. Chart analysis: Sejak penguman kenaikan suku bunga sebesar 25bps, SPX memang turun, Namun penurunan ini tidaklah signifikan dimana harga masih belum menembus mother bearish candle 2. Hong Kong Shanghai Index (HSI) adalah indeks saham dari 50 perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong. Indeks ini sering dijadikan acuan oleh investor karena Hong Kong dikenal sebagai pusat keuangan Asia dan menjadi jembatan antara pasar saham Asia dan Barat. HSI mencakup perusahaan-perusahaan dari sektor keuangan, real estate, properti, energi, dan lain-lain. Chart analysis Berita kenaikan suku bunga justru menaikkan HSI sebesar 2.45%. Namun terjadi doji didekat downtrendline yang bisa menjadi sinyal jika akan ada potensi koreksi.
3.MSCI Emerging Market Index yang mencakup saham-saham dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang di seluruh dunia, seperti China, India, Brasil, dan Rusia. Indeks ini dianggap sebagai barometer kinerja pasar saham negara-negara berkembang dan dijadikan referensi oleh banyak investor global. Indeks ini mencakup perusahaan-perusahaan dari berbagai sektor seperti teknologi, konsumen, keuangan, dan lain-lain. Chart analysis Hampir mirip dengan HSI dimana setelah pengumuman suku bunga, Indeks ini naik sebesar 1.24%. Terdapat bearish candle namun belum cukup kuat untuk menurunkan indeks ini cukup dalam. ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ 3 indeks ini tidak menunjukan penurunan signifikan selepas pengumuman kenaikan suku bunga. Ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa pelaku pasar sudah mulai terbiasa dengan kenaikan suku bunga. Dari sudut padang behavioral economic ini disebut dengan normalcy bias. Normalcy bias terjadi ketika orang meremehkan kemungkinan atau dampak dari bencana atau krisis.
Contoh: Orang yang setiap hari mengalami hujan akan menganggap hujan normal dan cenderung menganggap remeh dampak dari hujan terus-menerus seperi banjir sehingga dia tidak menyiapkan diri akan dampak dari banjir.
Dalam hal ini, pasar saham mungkin sudah terbiasa dengan kebijakan kenaikan suku bunga, sehingga menganggap bahwa kebijakan tersebut normal dan tidak akan berdampak signifikan pada indeks saham di masa depan. Dengan kata lain, kenaikan suku bunga mungkin tidak akan berdampak signfikan lagi di masa depan.
Namun normalcy bias memiliki dampak negatif. Seperti yang sebut diatas, normalcy bias adalah kecenderungan manusia untuk menganggap bahwa segala sesuatu akan berjalan normal dan tidak terjadi perubahan yang signifikan. Ketika seseorang mengalami normalcy bias terhadap kenaikan suku bunga, maka orang tersebut cenderung meremehkan dampak yang lebih besar dan jangka panjang dari kenaikan suku bunga terhadap pasar dan ekonomi riil. Hal ini bisa terjadi karena suku bunga mungkin tidak langsung turun dan akan bertahan di level yang sama untuk sementara waktu.
Bertahannya suku bunga di level yang sama bisa saja memiliki dampak negative yang signifikan terhadap pasar.
Jadi, normalcy bias dapat membuat orang tidak mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari kenaikan suku bunga dan mengabaikan dampak yang lebih besar dari perubahan pasar dan ekonomi yang terjadi secara alami. Oleh karena itu, penting bagi untuk tetap waspada dan mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi perubahan pasar dan ekonomi, termasuk kenaikan suku bunga, yang dapat memengaruhi kondisi ekonomi.
Untuk sementara sepertinya sentiment kenaikan suku bunga memang masih belum kuat karena ada sentiment lain yang lebih kuat dari dari perbankan global seperti SVB, Credit Suisse, dan Deutsche Bank. Namun jika kita menyadarai normalcy bias, ada baiknya kita tidak lebih waspada terhadap sentiment dari suku bunga.
Thông tin và ấn phẩm không có nghĩa là và không cấu thành, tài chính, đầu tư, kinh doanh, hoặc các loại lời khuyên hoặc khuyến nghị khác được cung cấp hoặc xác nhận bởi TradingView. Đọc thêm trong Điều khoản sử dụng.